MAKALAH SOFTSKILL
PERKEMBANGAN PENDUDUK
INDONESIA, ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Di Susun oleh :
Nama : Muchamad Adwin
Nurahman
NPM : 14416529
Kelas : 2IB04
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
Kata Pengantar
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat Hidayah dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya akan
membahas mengenai “Perkembangan Penduduk Indonesia, Ilmu Teknologi dan
Pengetahuan Lingkungan”.
Harapan saya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua khususnya dalam mempelajari perkembangan penduduk di Indonesia, Ilmu teknologi dan pengetahuan
lingkungan sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
kedepannya lebih baik lagi.
Demikianlah
makalah ini saya buat ,mohon maaf jika masih terdapat kesalahan kata atau
penulisan maupun kekurangan dalam makalah ini dan akhir kata saya ucapkan
terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr. Wb
Bekasi,
13 November 2017
Muchamad Adwin N
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Didalam
suatu pembangunan, perkembangan penduduk adalah salah satu faktor utama untuk
mendedikasikan suatu perkembangan pembangunan suatu negara agar negara tersebut
mampu membangun dalam bentuk segala hal seperti, ekonomi, tingkat pendidikan,
pendapatan perkapita, tingkat kesehatan, pengelolaan tata lingkungan dan masih
banyak lainnya. Dari pembangunan tersebut membutuhkan SDM dan SDA yang memadai
untu jalannya pembangunan, adanya IPTEK mendorong kita untuk berimajinasi
membangun masa depan yang gemilang.
Oleh
karena itu pertumbuhan dan perkkembangan pembangunan dan teknologi menjadi hal
yang diperlukan untuk suatu negara agar pembangunan dapat berjalan seperti yang
diharapkan. Disamping itu, pembangunan menjadikan dampak negatif bagi
lingkungan, resiko ini harus kita toleransi dengan melestarikan dan menjaga
lingkungan agar tercipta lingkungan yang maju tanpa menganggu kesetimbangan
lingkungan. Dari pernyataan tersebut kedaran lingkungan harus diterapkan pada
setiap individu. Materi tersebut akan dibahas pada makalah kali ini.
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami
bagaimana perkembangan pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini serta dampak
dari pertumbuhan penduduk itu terhadap berbagai bidang baik dari segi ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali
ini sebagai berikut:
a.
Landasan Perkembangan
Penduduk Indonesia
b. Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Permukiman di Indonesia
c.
Pertumbuhan Penduduk dan
Tingkat Pendidikan di Indonesia
d. Petumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan
Hidup
e.
Pertumbuhan Penduduk dan
Masalah Kelaparan di Indonesia
f.
Kemiskinan dan
Keterbelakangan yang terjadi di Indonesia
g. Keberlanjutan Pembangunan yang ada di Indonesia
h. Mutu Lingkungan Hidup dengan Resiko terhadap kesadaran Lingkungan
i.
Hubungan Lingkungan terhadap
Pembangunan yang ada di Indonesia
j.
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup akibat proses pembangunan yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
Pengertian
penduduk adalah orang-orang yang berada didalam suatu wilayah yang
terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dansaling berinteraksi satu sama lain
secara terus menerus atau kontinu. Dalam sosiologi penduduk adalah kumpulan
manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. penduduk suatu
negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. orang yang tinggal di daerah
tersebut.
2. orang yang secara hukum
berhak tinggal di daerah tersebut.dengan kata lain orang yang mempunyai surat
resmi untuk tinggaldi situ. misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal didaerah lain.kepadatan penduduk dihitung dengan membagi
jumlahpenduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.
Pengertian
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pengertian Perkembangan penduduk adalah
penambahan populasi manusia secara kuantitas (jumlah) yang mengakibatkan
kepadatan penduduk terus meningkat dan terjadilah ledakan penduduk.
1.1. Landasan
Perkembangan Penduduk Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan
dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan
"per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk,
dan digunakan untuk merujuk pada perubahan penduduk dunia.
Maka yang melandasi perkembangan penduduk di Indonesia adalah
banyaknya kelahiran di bandingkan dengan kematian dan banyaknya imigran dari
desa ke kota yang menumpuknya manusia di kota dan sedangkan yang di desa
berkurang. Banyaknya imigran dari desa ke kota dikarenakan dikitnya atau
kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan di kota-kota yang membuat
orang desa mencari makan di kota dan menyebabkan banyaknya atau menumpuknya
orang di kota.
Perkembangan penduduk di Indonesia dikarenakan banyaknya atau
meningkatnya data kelahiran per hari di bandingkan data kematian per hari yang
mengakibatnya banyaknya kehidupan tidak sebanding banyaknya kematian yang
mengakibatkan penumpukan atau pertambahan penduduk di Indonesia semakin tahun
semakin bertambah
Hasil sensus penduduk 2010 tercatat 237,6 juta jiwa sebagai bukti
pertumbuhan penduduk Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi BPS. Karena
proyeksi semula, tahun 2010 baru berjumlah 234,2 juta dan tahun 2015 berkisar
237,8 juta jiwa. Kenyataannya, tahun 2010 penduduk Indonesia sudah mencapai
237,6 juta jiwa.
Demikian diungkapkan direktur Jaminan dan Pelayanan KB, BKKBN
Pusat, Setia Edi dalam acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta,
yang dirilis bkkbn.co.id, Sabtu (25/9/2010). Ia mengingatkan, jika program KB
diabaikan maka pertumbuhan penduduk Indonesia tak terkendali.
"Pengnedalian penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi
kesehatan dan usia harapan hidup meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan
terjadi ledakan jumlah penduduk. Jumlah penduduk 237,6 juta mendekati proyeksi
BPS untuk jumlah penduduk tahun 2015 yakni 237,8 juta jiwa. Angka itu sudah
tercapai sekarang. Dengan melencengnya proyeksi itu, jumlah penduduk
diperkirakan 264,4 juta tahun 2015," ujar dia.
Pemerintah mempunyai target baru. Pada 2014 ditargetkan angka
fertilitas total (angka kelahiran/TFR) 2,1 dan pengguna kontrasepsi 65 persen.
Saat ini TFR 2,3 dan pengguna kontrasepsi 61,4 persen. Selain itu ditargetkan
empat tahun ke depan 'unmeet need' 5 persen dan usia kawin pertama 21 tahun.
Kendala program KB adalah otonomi daerah yang mengakibatkan
keterputusan koordinasi dan implementasi program secara luas. Tidak semua
daerah mempunyai struktur yang khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu
fungsi petugas penyuluh lapangan KB (PLKB) juga tergerus karena kurang
dukungan. Padahal PLKB penting untuk mengedukasi dan memberikan konseling
sehingga masyarakat dapat merencanakan keluarga dengan baik dan rasional.
1.2.
Pertambahan
Penduduk dan Lingkungan Permukiman di Indonesia
Dengan
jumlah total populasi sekitar 250 juta penduduk, Indonesia adalah negara
berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di Indonesia amat
bervariasi karena negeri ini memiliki ratusan ragam suku dan budaya. Meskipun
demikian, lebih dari separuh jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh dua suku
terbesar.
Dua
suku terbesar ini adalah Jawa (41 persen dari total populasi) dan suku Sunda
(15 persen dari total populasi). Kedua suku ini berasal dari pulau Jawa, pulau
dengan penduduk terbanyak di Indonesia yang mencakup sekitar enam puluh persen
dari total populasi Indonesia. Jika digabungkan dengan pulau Sumatra, jumlahnya
menjadi 80 persen total populasi. Ini adalah indikasi bahwa konsentrasi
populasi terpenting berada di wilayah barat Indonesia. Propinsi paling padat
adalah Jawa Barat (lebih dari 43 juta penduduk), sementara populasi paling
lengang adalah propinsi Papua Barat di wilayah Indonesia Timur (dengan populasi
hanya sekitar 761,000 jiwa).
Tingkat
pertumbuhan populasi Indonesia antara tahun 2000 dan 2010 adalah sekitar 1.49
persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi di propinsi Papua (5.46
persen), sementara pertumbuhan populasi terendah terjadi di propinsi Jawa
Tengah (0.37 persen). Program Keluarga Berencana (KB) dikoordinasi oleh
institusi pemerintah, yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN). Program KB dimulai pada tahun 1968 semasa pemerintahan presiden
Suharto dan sampai saat ini masih diteruskan oleh presiden2 penerusnya. Program
ini adalah strategi penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia karena
pertumbuhan populasi yang rendah akan menyebabkan tingkat PDB per kapita yang
lebih tinggi, yang juga akan meningkatkan pendapatan, tabungan, investasi serta
menurunkan tingkat kemiskinan. Pertumbuhan populasi diperkirakan sebesar
sekitar 1.04 persen pada tahun 2012.
Menurut
proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik
populasi absolut Indonesia di masa depan, maka negeri ini akan memiliki
penduduk lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015, lebih dari 270 juta jiwa
pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada
tahun 2045. Baru setelah 2050 populasi Indonesia akan berkurang. Menurut
proyeksi PBB pada tahun 2050 dua pertiga populasi Indonesia akan tinggal di
wilayah perkotaan. Sejak 40 tahun yang lalu Indonesia sedang mengalami sebuah
proses urbanisasi yang pesat makanya sekarang sekitar separuh dari jumlah total
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Proses ini menunjukkan
perkembangan positif bagi perekenomian Indonesia karena urbanisasi dan
industrialisasi akan membuat Oleh karena
melesatnya pertambahan penduduk maka dari itu terpengaruh lah kedalam
lingkungan pemunkiman yang padat dan tidak teratur, menurut saya pemukiman
diIndonesia beragam tipe, dari pemukiman padat penduduk yang tiap rumah tiap
rumah hampir tidak mempunyai halaman masing-masing, jarak antar tetangga hanya
dibatasi oleh tembok saja dan aksesnya pun harus melalui gang yang sempit
1.3.
Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan di Indonesia
Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat
menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan
masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka
fasilitas-fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika
penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka
akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat
pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada
tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka
kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat
menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya
pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.
Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal
yang dilakukan anak-anak meningkat.
Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga
untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan
cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya
fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas
pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan
kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu,
masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini
disebabkan karena :
a. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah
rendah.
b. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang
dengan penyediaan sarana pendidikan.
c. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia
rendah sehingga belum dapat memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya
sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap
pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus
mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana
keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan
tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya
masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat
merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang
rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan
seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.
Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga
dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan
latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan
kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat,
menghambat perkembangan berfikir anak – anak, berbicara dan kemauannya, di
samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam
membiayai anak – anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini padahal
tingkat pendidikan sangat siperlukan sebagai alat menyampaikan informasi kepada
manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan –
gagasan baru.
1.4.
Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas
lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang
masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan
pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat
mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Perilaku masyarakat
ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang
sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai
dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan
dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu
keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya
merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang
Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah
meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya
deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi
arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Keadaan kesehatan lingkungan
di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena
menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk,
penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan
pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan
obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi
permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk yang
sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani masalah.pemukiman sangat
penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat
berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus
memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase,
pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan
penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.
Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari
perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah
penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa
indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka
harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah,
cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat. Pertumbuhan Penduduk yang tidak merata tersebut sangat berpengaruh
dengan lingkungan, penduduk yang tinggal dipemukiman yang sembarangan akan
mengakibatkan lingkungan yang tidak bersih. Lingkungan yang tidak dijaga akan
mengakibatkan penyakit yang dapat mengacam kesehatan manusia, misalnya penyakit
yang diakibatkan oleh lingkungan adalah Malaria, Muntaber, Penyakit Kulit, Tifus,
dll. Seperti banjir, polusi air, dan polusi udara adalah faktor yang
mengakibatkan terjadinya penyakit, jika lama kelamaan manusia tidak
memperhatikan lingkunganya maka sangat besar peluang penyakit menyebar, dalam
hal ini kesadaran manusia sangat dibutuhkan, kita diharapkan perlu adanya
sosialisasi kepada penduduk tentang pemukiman yang sehat dan adanya jaminan
kesehatan bagi masyarakat luas dari pemerintah dan pemerintah haruslah
meningkatkan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, dan yang paling penting
diperhatikan pemeintah adalah pelayanan kesehatan masyarakat yaitu dengan
menciptakan klinik disetiap pemukiman penduduk.
1.5.
Pertumbuhan
Penduduk dan Masalah Kelaparan di Indonesia
Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah
kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional
untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari
Senin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang
ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak
akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini
bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara,
khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen
WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi
kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang
mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.
Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang
yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya
dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut. Proporsi anak berusia
lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara
dan timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003,
sementara hampir tidak berubah (32 persen). Lebih dari separuh anak-anak di
Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang
tahun 2003 tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan penduduk dan
produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di
kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu. Kelaparan cenderung terpusat di
daerah-daerah pedesaan di kalangan penduduk yang tidak memilki tanah atau para
petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup
mereka,” tambah dia.
Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan
mengurangi tingkat kematian anak. Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya
antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90
sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari
38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup. “Untuk sebagian besar negara kemajuan
dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha
mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu.
Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka
kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015
akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.
Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di
negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara
sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya. Tingginya laju
pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia, diperparah dengan pola
penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak segera
dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua. Karena itu, baik
pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB. Untuk mengurangi jumlah
penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua
kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya
perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin
dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50
juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis
energy.
1.6.
Kemiskinan
dan Keterbelakangan yang terjadi di Indonesia
Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang
berkembang ialah kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangan
adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu melemahkan fisik
dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative terhadap lingkungan.
Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga
dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu
kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.
Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap
lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya
sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal
bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap
lingkungan social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal
pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang
becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni
kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami
manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu
mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya,
ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan
peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian
orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam
berbagai cara.
Pemahaman utamanya mencakup:
a. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah
politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
c. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang
memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kartasasmita mengatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam
pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang
kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah
dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.
Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Friedmann yang mengatakan bahwa
kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan kesempatan untuk mengakumulasi
basis kekuatan sosial. Namun menurut Brendley, kemiskinan adalah
ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat oleh
Salim yang mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya
pendapatan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok. Sedangkan Lavitan
mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan yang
dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
2.
ILMU TEKNOLOGI DAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN
IPTEK
adalah singkatan dari ‘ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu suatu sumber
informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ataupun wawasan seseorang
dibidang teknologi. Dapat juga dikatakan, definisi IPTEK ialah merupakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan teknologi, baik itu penemuan yang terbaru yang
bersangkutan dengan teknologi ataupun perkembangan dibidang teknologi itu
sendiri.
Ilmu
adalah pemahaman mengenai suatu pengetahuan, yang mempunyai fungsi untuk
mencari, menyelidiki, lalu menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga yaitu
merupakan suatu pengetahuan yang sudah teruji akan kebenarannya.
Pengetahuan
adalah suatu yang diketahui ataupun disadari oleh seseorang yang didapat dari
pengalamannya. Pengetahuan juga tidak dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena
kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul disebabkan seseorang menemukan
sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Teknologi
adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan
yang maksimal. Atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk
menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
2.1. Keberlanjutan
Pembangunan yang Ada di Indonesia
Keberlanjutan
Pembangunan atau Pembangunan Berkelanjutan adalah proses pembangunan lingkungan
yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu
faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan. Menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling
terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan
Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan bekelanjutan, dimana pembangunan
Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi
dan budaya. Pendukung Pembangunan Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini
menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir
dari Pembangunan Hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan
tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan
yang terbatas
Pembangunan
berkelanjutan mempunyai beberapa faktor pendukung antara lain, SDM, SDA, IPTEK,
serta niat dan kemauan. Pembangunan tidak hanya dipahami sebagai pembangunan
ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual,
emosional, moral, dan spiritual. Dalam pandangan ini, keragaman budaya
merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan.
2.2.
Mutu
Lingkungan Hidup dengan Resiko terhadap Kesadaran Lingkungan
Mengerti
mutu dari lingkungan hidup ini merupakan hal yang penting karena untuk
menentukan sebuah lingkungan yang aman nyaman dan kondusif memerlukan perlakuan
yang sangat bermanfaat untuk lingkungan. Mengapa saya bilang sangat penting
karena jika pengelolaan terhadap lingkungan tidak dilakukan dengan baik akan
mengancam masalah lingkungan yang sangat serius dan mengakibatkan lingkungan
menjadi tercemar hingga tak layak untuk dihuni oleh umat manusia.
Secara
sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi kelangsungan hidup manusia di
suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan antara lain dari suasana yang
membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya sendiri. Berbagai keperluan
hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti makan minum, perumahan
sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan, rasa aman, ibadah dan
sebagainya.
Indonesia
adalah sebuah negara tropis yang kaya akan sumber daya alam. Melimpah ruahnya
sumber daya alam Indonesia sudah sangat terkenal sejak zaman dulu. Penjajahan
yang terjadi di tanah air tercinta ini pun awalnya adalah perebutan akan
potensi sumber daya alam ini.
Secara
alami, kehidupan ini memang merupakan hubungan yang terjadi timbal balik antara
sumber daya manusia dan sumber daya alam (baik yang dapat diperbaharui atau pun
tidak). Hubungan timbal balik tersebut pada akhirnya adalah penentu laju
pembangunan. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan perkembangan
pembangunan adalah lingkungan sosial (jumlah, kepadatan, persebaran, dan
kualitas penduduk), dan pengaruh kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik,
teknologi, dan sebagainya.
2.3.
Hubungan
Lingkungan terhadap Pembangunan yang Ada di Indonesia
Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan
pembangunan :
A) Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan
merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa.
Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi
untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula,
setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi
yang adil, makmur, dan sejahtera.
B) Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang
harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan
perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat,
pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan
pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
C) Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang
apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini
tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun,
kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
2.4.
Pencemaran
dan Perusakan Lingkungan Hidup akibat Proses Pembangunan yang Ada di Indonesia
Untuk
mengetahui pencemaran dan perusakan lingkungan untuk suatu pembangunan maka ,
harus diketahui dulu Faktor - Faktor Penyebab Pencemaran lingkungan
Proses-proses
alam, antara lain pembusukan secara biologis, aktivitas gunung berapi,
terbakarnya semak-semak, dan halilintar.
AKIBAT
YANG DI TIMBULKAN OLEH PENCEMARAN
1.
Punahnya Spesies
2.
Peledakan Hama
3.
Gangguan Keseimbangan Lingkungan
4.
Kesuburan Tanah Berkurang
5.
Keracunan dan Penyakit
6.
Pemekatan Hayati
7.
Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
CARA
MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN
Manusia
memiliki peranan yang sangat penting untuk mengatasi pencemaran lingkungan
yangterjadi akibat ulah manusia sendiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan
manusia untuk mengatasi pencemaran lingkungan akan diuraikan berikut ini:
1. Melakukan
Penghijauan
2. Rotasi
Tanaman Rotasi tanaman
3.
Penggunaan Pupuk
4. Pembuatan
Sengkedan
5. Reboisasi
6. Daur
Ulang
memang
tidak bisa dielakkan lagi bahwa pembangunan akan dikaitkan dengan perusakan dan
pencemaran lingkungan, karena pembangunan industri, peluasan lahan pertanian,
pembangunan pemukiman mengambil resiko yang besar untuk lingkungan karena dapat
merusak dan mencemarkan lingkungan tersebut. Solusinya adalah pembangunan untuk
industri, ekonomi, dan yang lainnya harus dibarengi dengan konservasi alam atau
lingkungan, perbaikan hutan – hutan dengan menanam pohon atau reboisasi dan
serta menindak tegas soal perundang-undangan yang menyangkut tentang
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan penduduk di Indonesia dikarenakan banyaknya atau
meningkatnya data kelahiran per hari di bandingkan data kematian per hari yang
mengakibatnya banyaknya kehidupan tidak sebanding banyaknya kematian yang
mengakibatkan penumpukan atau pertambahan penduduk di Indonesia semakin tahun
semakin bertambah . Dengan jumlah total populasi sekitar 250 juta penduduk, Indonesia
adalah negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. Komposisi etnis di
Indonesia amat bervariasi karena negeri ini memiliki ratusan ragam suku dan
budaya, dari banyaknya penduduk ini ternyata menimbulkan permasalahan baik dari
segi pangan, kesehatan, tingkat pendidikan dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar