ANALISA KEHIDUPAN AGAMA & MASYARAKAT DENGAN KAITAN INTEGRASI SOSIAL DI NEGARA KAMBOJA, BHUTAN, INDIA, DAN SINGAPURA.
Integrasi Sosial adalah Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berikut ini saya akan menganalisa kehidupan agama dan masyarakat di 4 negara tersebut berdasarkan integrasi sosial.
1. Kamboja
Analisa kondisi beragama di
kamboja menurut integrasi sosial
Kamboja
termasuk salah satu negara yang paling homogen dengan mayoritas penduduk
memeluk Agama Buddha Theravada , pada awalnya sejak adanya rezim khmer selama hampir 4 tahun dari tahun 1975 – 1979,
ratusan ribu Muslim telah menjadi korban pembunuhan massal, lebih dari seratus
masjid dihancurkan dan lebih banyak lagi masjid yang mengalami penistaan karena
beribadah termasuk hal yang dilarang dalam paham komunal Ultra Nasionalis
pimpinan Pol Pot yang diyakini Khmer Merah saat itu
Namun
setelah jatuhnya rezim Khmer Merah ke tangan pemerintahan baru yang didukung
oleh Vietnam pada tahun 1979, secara perlahan-lahan kehidupan kaum Muslimin
membaik dan Islam kembali memiliki kebebasan untuk berkembang
Saat
ini, Islam mendapat tempat yang cukup baik di negara yang mayoritas penduduknya
beragama Buddha ini Muslim Kamboja dapat menjalankan ibadah mereka dengan
normal dan terbuka seperti juga kebebasan yang dimiliki oleh penganut Buddha
Theravada, agama mayoritas penduduk Kamboja. Mereka juga dapat menikmati
kehidupan demokrasi dengan tetap memiliki hak-hak yang sama dengan warganegara
Kamboja lainnya, seperti hak untuk memilih dan dipilih dalam politik. Sebagian
dari mereka telah menduduki jabatan penting di lembaga politik papan atas
negara seperti di Senat atau Parlemen. Bahkan di Senat ada penasihat yang
khusus menangani urusan keislaman. Selain itu terdapat pula
organisasi-organisasi keislaman yang terbentuk dan berkembang seperti Asosiasi
Muslim Kamboja, Ikatan Pemuda Islam Kamboja, Yayasan Pengembangan Islam Kamboja
dan lain-lain.
Analisa kondisi
bermasyarakat di kamboja menurut integrasi sosial
Kehidupan
masyarakat kamboja sudah baik dalam toleransi beragama, sudah bisa menghormati
agama yang dianut oleh orang lain. Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh
agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat.
Untuk
mencukupi kebutuhan negaranya masyarakat kamboja meningkatkan perekonomian disektor
pertanian. Sekitar 80% lahan pertanian ditanami padi Sekarang Kamboja dengan
bantuan dari negara-negara asing, mencoba untuk menghidupkan kembali seni dan
budaya tradisionalnya.
2. Bhutan
Analisa kondisi beragama di
bhutan menurut integrasi sosial adalah
Ras, Suku dan agama di Bhutan
Suku
Monba, berbicara dalam bahasa mereka sendiri, yaitu bahasa Monba, yang
diasumsikan sebagai bagian dari keluarga bahasa Tibeto-Burman, bahasa
terpisah dari klaster Tibetic. Bahasa Monba biasanya ditulis dengan huruf
Tibet. Pada dasarnya orang Monba adalah penganut Gelug, salah
satu sekte agama Buddha Tibet, yang diadopsi pada abad 17, oleh pengaruh
Bhutanese-educated Merag Lama. Namun demikian, keyakinan asli mereka
seperti Bon, unsur-unsur Pre-Buddish Faith (Iman pra-Buddha)
yang sering juga disebut "Bon" tetap kuat di antara orang Monba,
terutama di daerah dekat ke dataran Assam. Di setiap keluarga Monba, terlihat
khas sebuah altar kecil Buddha.
Analisa kondisi bermasyarakat di Bhutan menurut integrasi
sosial adalah
Di Bhutan rakyatnya menganggap diri
mereka sangat berbahagia.Bukannya kebahagiaan yang berasal dari pemuasan nafsu
dunia fana, melainkan berasal dari iman dan konsep tahu-cukup.Orang Bhutan
beranggapan kemiskinan yang sesungguhnya adalah apabila tak mampu beramal kepada
orang lain, mereka sudah sangat puas asalkan memiliki sawah dan rumah.
Pemerintahan yang dijalankan dengan kekuasaan monarki absolute, kehidupan masyarakat Bhutan sangat baik dan bahagia tetapi
Ekonomi
Bhutan adalah salah satu yang terkecil dan kurang berkembang di dunia, yang berbasis pertanian, kehutanan Pertanian
menyediakan mata pencaharian buat lebih dari 80% penduduk
3. India
Analisa kondisi beragama di
India menurut integrasi sosial
Agama di India ditandai dengan
keragaman keyakinan dan juga praktik keagamaan. Dipastikan hampir setiap bulan bahkan
setiap minggu selalu ada festival yang dimulai dengan berbagai macam Ritual.
Berbagai macam festival dan ritual dijalani oleh penduduk India dengan suka
cita dan dilaksanakan secara besar besaran. Bahkan keseharian penduduk India
tak lepas dari ritual keagamaan.
India merupakan tempat kelahiran
dari empat agama Utama di Dunia. Yakni Hindu, Budha, Sikh dan Jain. Bahkan,
India menjadi rumah dari salah satu peradaban paling kuno di dunia yakni
Peradaban lembah Indus. Sepanjang sejarah India, agama telah menjadi bagian
penting dari budaya negara. Keragaman agama dan Toleransi beragama diatur oleh
Hukum dan Adat.
Analisa kondisi bermasyarakat di India menurut integrasi sosial
Kebudayaan tradisional India memiliki
hierarki sosial yang relatif ketat. Sejak usia dini, anak-anak diajari tentang
peran, dan kedudukan mereka dalam masyarakat. Tradisi ini diperkuat dengan
kepercayaan kepada dewa-dewa, dan roh yang dianggap berperan penting, dan tak
terpisahkan dari kehidupan mereka. Dalam sistem kasta di India ditetapkan stratifikasi
sosial,
dan pembatasan dalam kehidupan sosial di anak benua India. Kelas-kelas sosial
dibentuk oleh ribuan kelompok herediter yang mempraktikkan endogami, yang umum disebut jāti atau kasta.
Orang India sangat menghargai nilai-nilai
kekeluargaan tradisional. Walaupun demikian, rumah-rumah di perkotaan sekarang
lebih sering hanya didiami oleh keluarga inti. Hal ini disebabkan
keterbatasan ekonomi, dan sosial untuk hidup bersama dalam sebuah keluarga
besar. Di kawasan pedesaan masih umum dijumpai anggota keluarga dari tiga
hingga empat generasi yang tinggal di bawah satu atap. Mayoritas terbesar orang
India menikah setelah dijodohkan oleh orang tua mereka atau anggota keluarga
yang dituakan, namun dengan persetujuan pengantin pria, dan pengantin wanita. Pernikahan
dipandang sebagai ikatan seumur hidup, dan angka perceraian sangat rendah. Walaupun
demikian, pernikahan dini masih merupakan tradisi yang umum. Separuh
dari populasi wanita India menikah sebelum mencapai usia 18 tahun yang
merupakan usia dewasa menurut hukum.
4. Singapura
Analisa kondisi beragama di
Singapura menurut integrasi sosial adalah
Negara Singapura merupakan
negara kota yang berada di Asia Tenggara. Letaknya berada di ujung
Semenanjung Malaysia berbatasan dengan Johor (Malaysia) dan Kepulauan
Riau (Indonesia). Negara ini terletak 137 Kilometer dari garis khatulistiwa.
Lokasi negara ini yang strategis, fasilitas infrastrukturnya yang berkembang
pesat, kontras budayanya yang memesona, serta atraksi wisatanya, semua
berkontribusi terhadap kesuksesannya menjadi daerah tujuan unggulan baik untuk
bisnis maupun wisata.
Agama di Singapura ditandai dengan keragaman keyakinan dan praktik keagamaan karena campuran
beragam etnis masyarakat yang berasal dari berbagai negara. Denominasi agama
besar kebanyakan hadir di Singapura. Sebuah analisis yang dilakukan oleh Pew Research Centre menemukan bahwa Singapura merupakan
negara yang paling beragam agamanya di dunia. Pemerintah Singapura sudah lama berusaha untuk menjaga toleransi dan
kerukunan antar umat beragama di Singapura Beberapa
agama, terutama yang dipelopori oleh etnis- etnis Cina, telah menggabungkan
tempat ibadah mereka dengan agama- agama lain seperti Hindu dan Islam.
Di sekolah, anak-anak diajarkan dalam ilmu-ilmu sosial
pelajaran tentang kerusuhan Maria Hertogh dan 1964 Kerusuhan Ras , sebagai
pengingat dari konsekuensi konflik antar-agama. Kelas ras campuran, interaksi
antara siswa dari berbagai ras dan perayaan festival agama juga membantu
menanamkan toleransi beragama dan pemahaman dari usia muda.
Analisa kondisi beragama di
Singapura menurut integrasi sosial
Pada awalnya pulau Singapura merupakan
kampung nelayan yang dihuni oleh suku Melayu. Sejak kemerdekaan, standar
kehidupan di negara Singapura meningkat secara tajam. Investor asing dan
perusahaan pemerintahan dalam bidang industri telah ekonomi modern dalam sektor
elektronik dan perakitan
Singapura menganut sistem
pemerintahan parlementer dimana perdana menteri bersama para menteri baik
secara bersama - sama ataupun sendiri - sendiri bertanggung jawab kepada
parlemen. Selama ini yang terjadi di Singapura, kabinet dibentuk berdasarkan
pada kekuatan yang ada di dalam parlemen. Sehingga para anggota kabinet secara
keseluruhan mencerminkan kekuatan yang ada di dalam parlemen.
Singapura mempunyai empat
bahasa resmi, yaitu Inggris, Mandarin, Melayu, dan Tamil. Bahasa Melayu adalah
bahasa nasional Singapura tetapi lebih bersifat simbolis; ia digunakan untuk
menyanyikan lagu kebangsaan (Majulah Singapura) dan juga sewaktu latihan dan
dalam perbarisan pasukan tentera dan polisi. Pemerintah PAP lebih cenderung
dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar (lingua franca) dan
penggunaan bahasa Melayu hanya terbatas kepada kaum Melayu saja. Hanya
segelintir daripada kaum Tionghoa dan India yang fasih dalam bahasa
nasional (mayoritas daripada mereka telah melewati masa Singapura sebelum
merdeka).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar