Senin, 06 Juli 2020

Teknologi Informasi dan Multimedia #


5G


ABSTRAK

Sistem komunikasi nirkabel generasi keempat atau biasa disebut dengan 4G baru saja digelar atau akan segera digelar di banyak negara, namun dengan semakin banyaknya perangkat serta layanan mobile wireless masih terdapat beberapa tantangan yang tidak dapat terselesaikan oleh 4G seperti krisis spectrum dan konsumsi energi yang tinggi. Teknologi 5G memiliki kemampuan data yang luar biasa dan memiliki kemampuan menyatukan volume panggilan terbatas dan broadcast data tak terbatas di dalam system operasi mobile terbaru. Teknologi 5G mencakup semua jenis fitur canggih yang membuat teknologi mobile 5G paling ampuh dalam melayani demand yang besar. Integrasi 3G dan 4G telah membawa aplikasi baru dan pilihan layanan hosting baru. Paper ini memperkenalkan teknologi 5G dan menjelaskan perkembangan teknologi 5G seperti peningkatan performa yang tinggi dalam porsi yang lebih besar dalam area cakupan, lebih murah dan kapasitas yang besar bagi banyak pengguna.


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Saat ini, teknologi telekomunikasi tengah mengalami perubahan dan akan terus terjadi. Telekomunikasi seluler tumbuh dari generasi pertama, yang dikenal dengan 1st Generation (1G), hingga 2G, 3G, dan 4G atau generasi keempat yang sampai saat ini masih dalam tahap implementasi di beberapa negara. Setiap generasi teknologi memiliki beberapa perbedaan dan inovasi. 5G adalah terminologi yang digunakan untuk teknologi mobile generasi ke-5. Teknologi 5G, meskipun diperkirakan akan datang pada tahun 2020, sampai saat ini standar yang akan menjadi dasar dari teknologi tersebut masih belum terlihat. Berbagai institusi berlomba-lomba dalam mencapai visi dari teknologi 5G dengan mengembangkan berbagai metode maupun menggabungkan berbagai teknologi agar teknologi baru dapat dikatakan sebagai dasar dari teknologi 5G. Berbagai kajian dilakukan oleh akademisi maupun industri, tidak ketinggalan pemerintah yang juga melakukan penelitian terkait kesiapan regulasi teknologi 5G tersebut.
Industri telekomunikasi dan asosiasi standar seperti Institute of Electrical and Electronics Engineers Standards Association (IEEE-SA) dan juga badan standardisasi telekomunikasi global seperti 3rd Generation Partnership Project (3GPP), 5G Infrastructure Public Private Partnership (5G-PPP), WiMax Forum, atau International Telecommunication Union Radiocommunication Sector (ITU-R) sampai dengan saat ini belum mengeluarkan standar resmi untuk teknologi 5G yang membuat 5G memiliki kemungkinan tak terbatas. Kemungkinan-kemungkinan ini menjadi dasar dari berbagai struktur penggiat teknologi.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan 5G
2.      Bagaimana Perkembangan Teknologi 5G
3.      Bagaimana Cara Kerja 5G
4.      Keunggulan Teknologi dari 5G

1.3    TUJUAN
Mengetahui dan memahami tentang pemanfaatan jaringan 5G, perkembangan teknologi 5G dan cara kerja 5G serta keunggulan yang dimiliki 5G.


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI 5G [1][2]
5G adalah konektivitas internet seluler generasi kelima yang menjanjikan kecepatan pengunduhan dan pengunggahan data yang jauh lebih cepat, jangkauan yang lebih luas dan koneksi yang lebih stabil. Jaringan ini memanfaatkan spektrum radio dengan lebih baik dan memungkinkan lebih banyak perangkat untuk dapat mengakses internet seluler pada saat yang bersamaan.
Teknologi jaringan 5G adalah salah satu bukti dari inovasi yang terus dilakukan. Tanpa ada rasa bosan sekaligus rasa cukup, teknologi telekomunikasi terus dikembangkan. Pada akhirnya, munculah jaringan 5G. Walau sebenarnya teknologi 4G masih memadai untuk saat ini, kemajuan pesat teknologi membuat semuanya tidak hanya diam di tempat.
Dalam teknologi 5G, sistem kerja yang dipakai pun tetap seperti biasa. Data akan dikirimkan melalui gelombang radio yang terbagi menjadi frekuensi yang memiliki perbedaan masing-masing. Perbedaan ini pun dibagi sesuai dengan tipe komunikasi yang dibutuhkan, contohnya seperti sinyal navigasi maritim, siaran televisi dan yang terakhir sekaligus yang sangat berguna dalam telekomunikasi adalah mobile data. Walau sudah ada 3G dan 4G, semua gelombang radio itu akan dioptimalkan sesuai dengan teknologi yang digunakan.

2.2. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 5G[3]
Dalam teknologi telekomunikasi seluler, teknologi 5G bukan merupakan standar yang merevolusi teknologi generasi sebelumnya. Standar-standar terkait teknologi 5G yang akan muncul nantinya akan mengubah beberapa regulasi telekomunikasi karena regulasi tersebut akan menjadi obsolete. Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dirumuskan untuk mempersiapkan datangnya standar yang selalu dikaitkan dengan “The Disruptive Standard” (Boccardi et al., 2014).
Beberapa teknologi yang searah dengan teknologi 5G (DMC R&D Centre Samsung, 2015):
a.       Massive MIMO
Salah satu teknologi yang digunakan dalam usulan 5G adalah Massive MIMO. MIMO sendiri sudah dipakai dalam teknologi 4G, dimana dalam tiap stasiun pemancar/penerima menggunakan antena lebih dari satu. Misal konfigurasi MIMO 2x2 berarti di sisi pemancar dan penerima masing-masing memiliki 2 antena. Pada LTE-A, konfigurasi MIMO paling banyak yakni 8 antena (Björnson, 2014).

                                                   Share And Care: KAJIAN AWAL 5G DI INDONESIA



Gambar 1. Sistem MIMO (Björnson, 2014)

b.      Beyond 6 GHz (mmWave)
Gelombang milimeter / Millimetre wave (mmWave) atau disebut juga millimetre band merupakan frekuensi dengan panjang gelombang antara 10 sampai dengan 1 milimeter. Gelombang milimeter menempati spektrum 30 – 300 Ghz, sehingga dikategorikan sebagai Extremely High Frequency (EHF). Tingginya frekuensi gelombang milimeter serta karakteristik propagasi yang khusus membuat mereka berguna untuk berbagai aplikasi termasuk transmisi data dalam jumlah besar pada jaringan komputer, komunikasi seluler, dan radar. Dimungkinkannya penggunaan kanal bandwidth yang lebih besar: 2GHz, Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 13 No.2 (2015) 97-114 4GHz, 10GHz bahkan 100GHz menyebabkan kecepatan yang setara dengan penggunaan kabel (fiber) (Rappaport et al., 2013):
c.       Advanced Radio Access Networks (RANs): Heterogeneous Networks (HetNets)
HetNet mengacu pada penyediaan jaringan seluler melalui kombinasi dari berbagai jenis sel (misalnya makro, piko atau sel femto) dan teknologi akses yang berbeda (yaitu 2G, 3G, 4G, Wi-fi) (Warren & Dewar, 2014). Dengan mengintegrasikan sejumlah teknologi yang beragam tergantung pada topologi area cakupan, operator dapat berpotensi memberikan pengalaman pelanggan yang lebih konsisten dibandingkan dengan apa yang dapat dicapai dengan jaringan homogen.

Kajian Awal 5G Indonesia 5G Indonesia Early Preview 

Gambar 2. Evolusi infrastruktur heterogeneous networks (HetNets) (Bangerter, Talwar, Arefi, & Stewart, 2014)

Evolusi infrastruktur HetNet dalam teknologi 5G:
• Small Cells; dengan menempatkan empat smallcell dalam satu makro, tidak hanya memberikan offload data lebih dari 50 persen, tetapi juga meningkatkan kinerja jaringan makro oleh sebesar 315 persen (Hossain, Rasti, Tabassum, & Abdelnasser, 2014).
• Cloud RAN; C-RAN merupakan arsitektur jaringan seluler baru yang berbasis cloud computing.
• D2D (Device to Device) Communication;

d.      Software Define Network (SDN)
Teknologi software define radio (SDR) akan memberikan fleksibilitas, power dan biaya yang efisien. Berdasarkan The SDR Forum dalam IEEE working group, SDR merupakan kesatuan dari teknologi hardware dan software dimana sebagian atau semua fungsi operasional radio (termasuk proses physical layer) diimplementasikan dalam software maupun firmware yang dapat dimodifikasi yang bekerja pada programmable processing technologies (Ulversoy, Ulversøy, Software, & Sdr, 2010). Yang perlu diperhatikan dalam SDN adalah value chain yang akan menjamin kesuksesan teknologi ini. Dalam value chain tersebut perlu adanya dukungan dari pihak lain diluar industri telekomunikasi seperti lembaga pendidikan, kesehatan, pemerintah dan lain-lain, dukungan organisasi ini yang akan memungkinkan sebuah jaringan bersifat ubiquitous sehingga end-user dapat menikmati seluruh layanan tersebut (Wireless Innovation Forum, 2011)
e.       Cognitive Radio Network (CRN)
Radio kognitif pertama kali dikemukakan pada tahun 1999 oleh Mitola. Radio kognitif dapat meningkatkan utilisasi spektrum dengan cara mencari secara terus menerus frekuensi (spectrum sensing) yang kosong (tidak terpakai) secara real time. Dalam radio kognitif, hal yang diperhatikan adalah: spectrum sensing; manajemen spektrum dan handoff; serta alokasi spektrum dan sharing spektrum (B. Wang & Liu, 2011). Kajian Awal 5G Indonesia (Awangga Febian Surya Admaja)
                                            

                                                      Kajian Awal 5G Indonesia 5G Indonesia Early Preview

Gambar 3. Gambaran radio kognitif (Kaiser, Perez-Guirao, & Wilzeck, 2009)

f.       Visible Light Communication (VLC)
Visible Light Communication (VLC) merupakan teknologi komunikasi data dengan menggunakan cahaya sebagai carrier.


                                 Kajian Awal 5G Indonesia 5G Indonesia Early Preview

Gambar 4. Frekuensi yang digunakan dalam Visible Light Communication (VLC) (Pathak, Feng, Hu, & Mohapatra, 2015)

Frekuesi yang digunakan teknologi VLC adalah 430 THz sampai dengan 790 THz yang pada dasarnya merupakan cahaya tampak oleh mata manusia. Penggunaan frekuensi yang tinggi akan memberikan data rate yang tinggi tetapi seperti sifat cahaya, VLC tidak dapat menembus sebagian besar benda dan dinding tembok. Teknologi VLC dapat menggunakan atau reuse infrastruktur penerangan jalan sehingga penggunaan infrastruktur akan lebih efisien. Standar IEEE yang pertama dalam perkembangan teknologi VLC dikeluarkan pada tahun 2011 yaitu standar 802. 15.7 yang didalamnya mengatur standar spesifikasi desain link layer dan physical layer. Pencapaian teknologi VLC sampai dengan saat ini adalah 1 Gbps link capacity dan masih perlu dikaji lebih lanjut untuk dapat menghasilkan potensi maksimal dari teknologi VLC.

2.3. KEUNGGULAN TEKNOLOGI 5G[4]
5G (generasi kelima) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi kelima sebagai fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler. Teknologi 5G direncanakan akan resmi dirilis pada tahun 2020.
·         5G memiliki kecepatan data yang sangat tinggi, kapasitas yang sangat tinggi dan biaya per bit yang rendah.
·         5G mendukung interaktif multimedia, suara, video, internet dan layanan broadband broadband yang lainnya.
·         Lebih efektif dan lebih menarik.
·         Memiliki bidirectional dan statistic lalu lintas yang akurat.
·         Teknologi 5G menawarkan akses secara global dan layanan portable.
·         Teknologi 5G menawarkan layanan berkualitas tinggi.
·         Teknologi 5G menyediakan kapasitas broadcasting yang besar up to Gigabit yang mendukung hamper 65.000 koneksi dalam satu waktu.
Teknologi 5G menjadi teknologi baru yang akan memberikan semua aplikasi yang diinginkan dengan hanya menggunakan satu perangkat universal dan interkoneksi dengan infastruktur telekomunikasi yang sudah ada. Jaringan seluler 5G akan berfokus pada pengembangan pada terminal pelanggan dimana terminal pelanggan akan memiliki akses ke teknologi seluler yang berbeda pada waktu yang sama dan akan mengkonsolidasikan berbagai macam cara dari berbagai macam teknologi. Selain itu, terminal akan membuat pilihan antara penyedia jaringan seluler yang berbeda untuk layanan yang diberikan.


BAB 3 PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
5G adalah konektivitas internet seluler generasi kelima yang menjanjikan kecepatan pengunduhan dan pengunggahan data yang jauh lebih cepat, jangkauan yang lebih luas dan koneksi yang lebih stabil. Terdapat beberapa perkembangan teknologi 5G yaitu : massive MIMO, Beyond 6 GHz (mmWave), Advanced Radio Access Networks (RANs): Heterogeneous Networks (HetNets), Software Define Network (SDN), Visible Light Communication (VLC). Keunggulan jaringan 5G adalah memberikan akses yang sangat cepat bagi pengguna.

3.2 SARAN
Masih butuh pemerataan untuk dibeberapa wilayah, karena tidak semua wilayah di Indonesia dapat dijangkau dengan internet. Sebelum menggunakan jaringan 5G perangkat elektronika butuh upgrade agar support ke jaringan 5G sehingga bisa diakses.


DAFTAR PUSTAKA

[1]      cnbcindonesia., “Apa Sebenarnya 5G itu” https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190212205848-37-55173/apa-itu-teknologi-5g-sumber-sengketa-trump-vs-huawei, 2020. Tanggal Akses: 05 Juli 2020.
[2]    dewaweb., “Apa Itu Jaringan 5G” https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-jaringan-5g/, 2020. Tanggal Akses: 05 Juli 2020.
[3] Kajian Awal 5G Indonesia., “Perkembangan Teknologi 5G” https://media.neliti.com/media/publications/41208-ID-kajian-awal-5g-indonesia-5g-indonesia-early-preview.pdf ,2020. Tanggal Akses: 05 Juli 2020.

[4] Universitas Telkom., “Mengenal Teknologi 5G” http://citisee.amikompurwokerto.ac.id/assets/proceedings/2017/TE05.pdf , 2020. Tanggal Akses: 05 Juli 2020.





Sabtu, 25 April 2020

Teknologi Informasi dan Multimedia #


KLASIFIKASI MULTIMEDIA


ABSTRAK
Pemahaman tentang beragam media dan kalsifikasinya sangat penting diketahui oleh orang yang memiliki jabatan fungsinal Teknologi Pendidikan. Kegiatan belajar kedua dari mata diklat pemanfaatan media dan pengelolaan sumber belajar ini secara spesifik akan membahas tentang klasifikasi dan ragam media serta faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat memanfaatkannya secara efektif dan efisien dalam aktivitas pembelajaran. Selain itu, dalam kegiatan belajar ini juga akan dibahas tentang media tradisional dan media digital serta dampaknya terhadap aktvitas belajar dan pembelajaran. Setelah mempelajari isi materi yang terdapat di dalam kegiatan belajar kedua ini Anda diharapkan mampu menjelaskan jenis dan klasifikasi media pembelajaran serta kontribusinya dalam aktivitas belajar dan pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Perkembangan multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsumsi indra penciuman. Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3D (3 dimensi) yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik dan film 3D membangkitkan seni realistis. Baru mulai menjadi bagian dari multimedia sejak ditemukan teknologi reproduksi bau melalui telekomunikasi. Dengan perangkat input pendeteksi bau, seorang operator dapat mengirimkan hasil digitizing bau tersebut melalui internet. Pada komputer penerima harus tersedia perangkat output berupa mesin reproduksi bau. Mesin reproduksi bau ini mencampurkan berbagai jenis bahan bau yang setelah dicampur menghasilkan output berupa bau yang mirip dengan data yang dikirim dari internet. Melalui menganalogikan dengan printer, alat ini menjadikan feromonferomon bau sebagai pengganti tinta. Output bukan berupa cetakan melainkan aroma.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Klasifikasi Multimedia berdasarkan ISO93a.
2.      Klasifikasi Sumber Belajar.
3.      Klasifikasi Multimedia Pembelajaran

1.3    TUJUAN
Mengetahui dan memahami tentang klasifikasi multimedia secara umum dan pembelajaran.


BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Media (berdasar ISO93a) dapat diklasifikan menjadi beberapa kriteria :[1]
1.      Perception Medium
a.       Perception media membantu manusia untuk merasakan lingkungannya.
b.      Bagaimana manusia menerima informasi pada lingkungan komputer?” Persepsi informasi melalui penglihatan atau pendengaran.
c.       Perbedaan persepsi informasi melalui “melihat” dan“mendengar”.
Aspek pada perception medium :
i.        Aspek Representative Space: sesuatu yang terkandung dalam presentasi secara nyata.
-          Kertas, layar.
-          Slide show, power point.
ii. Aspek Representative Values: nilainilai yang terkandung dalam presentasi
-          Self contained (interpretasi tiap orang berbeda), misal: suhu, rasa, bau.
-          Predefined symbol set (sudah disepakati sebelumnya), misal: teks, ucapan, gerak tubuh.
iii. Aspek Representation Dimension
-          Ruang (space).
-          Waktu (time) :
time independent, discreet (text, grafis)
time dependent , continuous media (video, audio, sinyak dari sensor yang berbeda).

2.      Representation Medium
-   Representation media ditentukan oleh representasi informasi oleh komputer.
-   “Bagaimana informasi pada komputer dikodekan?” Menggunakan berbagai format  untuk merepresentasikan informasi. Contoh :
-          Text : ASCII dan EBCDIC.
-          Grafis : CEPT atau CAPTAIN videotext.
-          Audio stream : PCM (Pulse Coding Method) dengan kuantisasi linier 16 bit.
-          Image : Facsimile (standard ISO) atau JPEG.
-          Audio/video : TV standard (PAL, SECAM, NTSC), computer standard (MPEG).

3.      Presentation Medium
-          Tool dan device yang digunakan untuk proses input dan output informasi
-          “Melalui edia apa informasi disajikan oleh komputer, atau dimasukkan ke komputer?”
Output : kertas, layar, speaker.
Input : keyboard, mouse, kamera, microphone.

4.      Storage Medium
-          Pembawa data yang mempunyai kemampuan untuk menyimpan informasi (tidak terbatas pada komponen komputer).
-          “Dimanakah informasi akan disimpan?” microfilm, floppy disk,hard disk, CD ROM, DVD, MMC, SDCard.

5.      Transmission Medium
-          Pembawa informasi yang memungkinkan terjadinya transmisi data secara kontinyu (tidak termasuk media penyimpanan).
-          “Melalui apa informasi akan ditransmisikan?” melalui jaringan, menggunakan kabel (coaxial, fiber optics), melalui udara terbuka (wireless).

6.      Information Exchange Medium
-           Pembawa informasi untuk transmisi, contoh : media penyimpanan dan media transmisi.
-          “Bagaimana informasi dari tempat yang berbeda saling dipertukarkan?” direct transmission dengan jaringan komputer, combined (storage dan transmission media), web yang berisi informasi, ebook, forum.

2.2 Jika diklasifikasikan sumber belajar dapat dibagi ke dalam enam bagian, yaitu:[2]
a)      Pesan (Message)
Pesan (Message), yaitu informasi atau materi pembelajaran berupa ide, fakta, atau data yang akan disampaikan oleh pendidik atau yang dipelajari oleh peserta didik. Pesan belajar ini berupa perangkat lunak (software) yang biasanya dipadukan dengan hardware agar pesan itu dapat ditampilkan. Bentuk pesan dapat pula berupa gerak tubuh, yaitu pesan yang disampaikan dengan menggunakan gerakan tubuh.

b)      Manusia (People)
Manusia (People), yaitu orang yang secara langsung menyampaikan pesan kepada orang lain, biasanya tanpa menggunakan alat perantara. Misalnya pendidik yang menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Namun, bisa juga orang lain seperti seorang ahli pertanian, dokter, polisi, dan sebagainya yang menyampaikan pesan belajar. Mereka diundang ke kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan keahliannya. Misalnya, seorang dokter diminta untuk menjelaskan tentang kesehatan, seorang polisi menjelaskan tata cara berlalu lintas yang benar. Orangorang itu disebut nara sumber (resource person).

c)      Teknik (technique)
Teknik (technique), yaitu cara, langkah-langkah, atau aktivitas untuk menyampaikan pesan belajar. Misalnya, peserta didik mempelajari modul dengan teknik belajar mandiri atau tatap muka. Sebaik apapun pesan atau materi pembelajaran yang ada, tidak akan efektif jikateknik penyampaian pesan tersebut tidak benar dantepat.

d)     Bahan (Materials)
Bahan (Materials), yaitu bahan yang membawa pesan belajar untuk disajikan, seperti buku paket atau modul yang berisikan materi pembelajaran. Bahan-bahan tercetak yang dapat digunakan untuk menunjang pemahaman terhadap apa yang dipelajari meliputi:
a) Manual, yaitu buku petunjuk untuk melakukan sesuatu kegiatan.
b) Buku kerja, yaitu buku yang digunakan untuk latihan dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kecakapan hasil belajar.
c) Buku-buku acuan, yaitu buku atau materi bacaan yang menjadikan acuan atau rujukan materi pembelajaran yang dipelajari.
d) Buku-buku teks, yaitu buku yang menjadi pegangan dasar dalam belajar.
e) Modul, yaitu perangkat lunak dalam belajar perseorangan, yang memungkinkan setiap peserta didik untuk belajar secara mandiri, dengan memuat uraian tentang tujuan, uraian materi pembelajaran, lembaran kerja, dan evaluasi. Berbagai bahan media pembelajaran komunikasi massa seperti koran, majalah, jurnal, dan semacamnya. Kelengkapan bahan seperti ini dapat meningkatkan keaktifan dan keefektifan dalam belajar.
e)      Alat/Perlengkapan (Tool/Equipment)
Alat/Perlengkapan (Tool/Equipment) atau yang biasa disebut dengan perangkat keras (hardware). Alat ini untuk menyajikan sumber belajar dalam bentuk perangkat lunak (software). Misalnya Overhead Projector (OHP) untuk menampilkan program yang terdapat pada transparansi, televisi, komputer, dan sebagainya.
f)       Lingkungan (Setting)
Lingkungan (Setting), yaitu situasi, ruangan atau tempat disampaikannya pesan belajar. Misalnya ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, museum, halaman sekolah, kebun raya, kebun binatang, dan sebagainya. Lingkungan ini bukan berupa fisik saja, melainkan juga non fisik seperti udara, cuaca,penerangan, bahkan keadaan seseorang berupa rasa senang, gembira, nyaman, aman, dan sebagainya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sumber belajar, yaitu:
a) Pengadaan dan pemanfaatan sumber belajar, meliputi kegiatan:
b) Mengidentifikasi kebutuhan sumber dan sarana belajar.
c) Menginventarisir sumber dan alat pendukungnya di dalam maupun di luar sekolah.
d) Menyesuaikan antara kebutuhan sumber dan sarana belajar yang tersedia kemudian memodifikasinya.
e) Memanfaatkan sumber dan sarana belajar, meliputi kegiatan:
-  Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya.
- Mengidentifikasi potensi sumber belajar yangtersedia dan dimanfaatkan untuk pembelajaran.
- Pengelompokan sumber belajar dalam kelompok: lingkungan alam sekitar, perpustakaan, media pembelajaran cetak, nara sumber, karya wisata, media pembelajaran elektronik dan komputer. Sumber belajar dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu sumber belajar berbentuk bahan, seperti buku teks, buku kurikulum, jurnal, hasil penelitian, majalah, koran, tabloid, atau dokumen negara, dan sebagainya. Bentuk lainnya adalah sumber belajar alat, seperti materi praktek, komputer,media pembelajaran, alat peraga, dan sebagainya.
- Mencari dengan menganalisis kaitan antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran mata pelajaran dan kompetensi yang hendak dicapai.
- Menentukan materi dan kompetensi untuk pembelajaran.

2.3 Aneka ragam multimedia pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara lain:[3]

Berdasarkan kemampuan indera, jenis multimedia pembelajaran terdiri atas:
Multimedia audio, yaitu jenis multimedia pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pedengaran (audio). Jenis multimedia pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara. Contoh: radio, tape recorder, telepon.

Multimedia visual, yaitu jenis multimedia pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan (visual). Jenis multimedia pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau rupa yang dapat dilihat. Contoh: gambar, poster, grafik.

Multimedia audio visual, yaitu jenis multimedia pembelajaranyang menggunakan kemampuan  indera telinga atau pendengaran dan indera mata atau penglihatan (audio-visual). Jenis multimedia
pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa, contoh: televisi, film, video.

Setiap jenis multimedia memiliki tingkat keefektifan sendiri sendiri. Penggunaannya untuk meningkatkan keaktifan dan keefektifan belajar tergantung pada jenisnya, ketersediaannya, dan kemampuan menggunakannya. Konsep tentang kemanfaatan multimedia didasarkan atas konsep tentang perolehan pengalaman seseorang melalui multimedia pembelajaran (perantara) yang digunakan, makin konkrit suatu multimedia pembelajaran digunakan, makin tinggi nilai pengalaman yang diperoleh.

Beragam media dapat digunakan untuk mendukung aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Untuk memudahkan dalam memilih dan menggunakannya ragam media tersebut kerap diklasifikasikan dalam beberapa klasifikasi.
Kemp dan Dayton (1985) mengemukakan klasifikasi jenis media sebagai berikut: (1) media cetak: (2) media yang dipamerkan (displayed media); (3) media audio; (4) gambar bergerak/motion pictures; (5) multimedia; (5) media berbasis web atau internet.

overhead transparency (OHP); (4) rekaman suara; (5) slide suara dan film strip; (6) presentasi multi gambar; (7) video dan film; (8) pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction).
Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung pesat beberapa jenis media seperti OHP, Slide suara, dan presentasi multi gambar sudah digantikan oleh teknologi media yang lebih canggih yaitu komputer multimedia dan jaringan. Penggunaan OHP digantikan dengan perangkat lunak computer yang penggunaannya diproyeksikan dengan LCD.

Heinich dan kawan-kawan (2005) mengemukakan beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, instruktur, dan perancang ptogram pembelajaran yaitu: (1) media cetak/teks; (2) media pameran/display; (3) media audio; (4) gambar bergerak/motion pictures; (5) multimedia; (5) media berbasis web atau internet. Berikut ini merupakan deskripsi singkat tentang ragam media berdasarkan klasifikasinya.
Media cetak merupakan jenis media yang telah lama digunakan sebagai bahan untuk belajar. Media cetak juga dipandang sebagai jenis media yang relatif murah dan sangat fleksibel penggunaannya. Media cetak atau teks memiliki ragam yang bervariasi yang meliputi: buku, brosur, leaflet, dan hand out.

Siswa dapat memanfaatkan media cetak di mana saja, kapan saja, dan tanpa memerlukan peralatan khusus. Bahan grafis juga tergolong sebagai media cetak yang memuat informasi dan pengetahuan yang spesifik misalnya; gambar; diagram, chart, grafik, dan poster, serta kartun.


BAB 3 PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Klasifikasi Multimedia menurut ISO93a adalah Perception Medium Representation Medium Presentation Medium Storage Medium Transmission Medium Information Exchange Medium. Media pembelajaran yang akan digunakan, apapun bentuknya, harus mampu memotivasi siswa untuk mempelajari isi informasi dan pengetahuan yang terdapat didalamnya. Selain berisi informasi dan pengetahuan yang akurat, media pembelajaran juga harus dirancang agar menarik menarik sehingga mampu membuat siswa termotivasi untuk belajar secara intensif.

DAFTAR PUSTAKA

[1]        Universitas Gunadarma., “Media (berdasar ISO93a) dapat diklasifikan menjadi beberapa kriteria.” http://lily.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/37078/Minggu+1.pdf, 2020. Tanggal Akses: 24 April 2020.
[2] STIKOM Surabaya., “Klasifikasi Sumber Belajar” http://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/302/5/BAB%20II.pdf, 2020. Tanggal Akses: 17 Maret 2020.

[3]        “ Jenis dan Klasifikasi Media Pembelajaran”., https://pdfrock.com/download/pdftodocx, 2020. Tanggal Akses: 24 April 2020.